Selasa, 05 Maret 2013

misteri candi borobudur



Mystery of Indonesia

Misteri Candi Bodobudur Indonesia

borobudur in the morning bannerDua gelar telah melekat pada Candi Borobudur, sebagai Warisan Dunia UNESCO dan Guinness World Records, serta sebagai situs arkeologi candi Budha terbesar di dunia.
Terlepas dari kemegahan dan keindahan Borobudur, lengkap dengan relief yang penuh kisah dalam agama Budha, sejumlah misteri masih melingkupi candi ini.
Pada tahun 1814, atas jasa Gubernur Jenderal Britania Raya, Thomas Stamford Rafffles, candi yang selama berabad-abad terkubur di bawah gundukan tanah, menjadi serupa bukit penuh semak belukar dan ditumbuhi pohon, mulai jadi perhatian pemerintah kolonial.
Borobudur sebelum direstorasi
Borobudur sebelum direstorasi
Raffles juga yang pertama kali menuliskan nama “Borobudur” dalam bukunya, History of Java. Tak jelas asal mula nama itu.
Borobudur yang misterius itu diakui oleh direktur Utama Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero), Purnomo Siswoprasetjo.
Salah satunya, bagaimana cara Borobudur itu dibangun. Dari mana asal batu-batu besar material candi dan teknologi apa yang digunakan untuk mengangkat dan menyusunnya dengan presisi dan desain arsitektur yang mengagumkan.
Borobudur sebelum direstorasi
Borobudur sebelum direstorasi
“Apakah batu itu berasal dari Gunung Merapi, terus bagaimana membawanya dari Merapi menuju lokasi candi masih misteri,” kata Purnomo, 2012. Tak hanya asal batu, di mana pembuat Borobudur mengukir dan memahat batu juga masih belum diketahui. Para arkeolog masih mencari dimana “bengkel” para ahli-ahli seniman tersebut.
“Mengukir dan memahat batu sedemikian besar ukurannya dan jumlahnya banyak, belum diketahui di mana tempatnya,” terang dia.
Letak Borobudur yang tak biasa, berada di atas bukit, dikelilingi dua pasang gunung kembar — Sindoro-Sumbing dan Merbabu-Merapi, sementara candi lain dibangun di tanah datar juga menjadi teka-teki yang belum terjawab.
Pada tahun 1931, seniman dan pakar arsitektur Hindu Buddha, W.O.J. Nieuwenkamp, mengajukan teori bahwa Daratan Kedu — lokasi Borobudur menurut legenda Jawa, dulunya adalah sebuah danau purba.
Borobudur, disinyalir dibangun untuk melambangkan bunga teratai yang mengapung di atas permukaan danau.
Borobudur dibangun melambangkan bunga teratai yang mengapung di atas permukaan danau.
Namun ini baru sebuah hipotesa yang lalu menjadi perdebatan hangat di kalangan para ilmuwan saat itu.
Van Bemmelen dalam bukunya “The Geology of Indonesia” menyebutkan bahwa piroklastika Merapi pada letusan besar tahun 1006 telah menutupi danau Borobudur menjadi kering dan sekaligus menutupi candi ini hingga lenyap dari sejarah. Fakta geologi juga memberi dukungan pada pendapat itu.
“Di sekitar candi terdapat sumur yang airnya asin. Tapi yang sumurnya asin tidak di semua daerah, hanya di titik tertentu,” tutur Purnomo soal dugaan Borobudur dibangun di tengah danau purba.
ancieLukisan candi Borobudur di tengah danau purba
Lukisan candi Borobudur di tengah danau purba
Dia menambahkan, pertanyaan itu juga yang menarik banyak ilmuwan asing berdatangan, untuk melakukan penelitian.
“Banyak para ahli dari luar negeri seperti dari Jepang yang datang ke Candi Borobudur khusus untuk meneliti danau purba itu. Mereka biasa tinggal selama satu minggu hingga dua minggu,” kata dia.
Salah satu cara untuk mengungkap misteri danau purba itu adalah dengan meneliti sungai-sungai yang berada di sekitar Borobudur, termasuk Sungai Progo dan Elo serta juga pada masyarakat yang tinggal di sekitar candi.
“Semua pertanyaan-pertanyaan itu masih tersimpan. Kitatunggu kajian dari arkeolog untuk mengungkap misteri itu,” ucap dia. (VIVAnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar